Jika Kau Tanyakan Kepergianku

Titik Kosong - Untuk seseorang yang pernah kusayangi. Tanpa harap, aku sediakan jawab. Jika saja nanti kau tanyakan sebab kepergianku. Jika nanti kau ragukan rasa sayangku, karena jera tak kuasaku.

Jika Kau Tanyakan Kepergianku

Aku mengingat banyak kata-kata mereka yang sedang mencinta. Mereka bilang, yang sejati tak akan pergi. Yang sungguh tak akan menjauh. Yang benar sayang tak akan menghilang. Dan yang setia tak akan pernah putus asa.

Aku mengingat juga kata-kata mereka yang terluka. Mereka bilang, ketulusan jangan sampai jadi kebodohan. Rasa cinta jangan sampai rela diperdaya. Kasih sayang tidak sepantasnya diabaikan. Dan setia bukan berarti harus rela selalu terluka.

Lalu, bagaimana dengan aku yang mencinta dan terluka dalam waktu yang sama? Berusaha ingin bertahan tapi tidak ada lagi yang mau dipertahankan. Berusaha ingin tetap menyayang tapi tak lagi diinginkan. Salahkah jika pergi saja menjadi pilihannya?

Maka kusediakan jawab untuk tanya yang mungkin saja akan datang darimu. Jika saja suatu hari nanti kau tanyakan kepergianku. Aku bukan saja melangkah menjauhimu sebagai seseorang yang terluka. Tetapi aku juga meninggalkanmu dengan rasa sayang yang masih tersimpan.

Semua abai yang sudah terjadi adalah alasan terbaik untuk pergi. Sikap tak acuh itu yang memaksaku untuk menjauh. Dan jika kau pikir takdir masa depan mungkin akan memperbaiki semuanya, maka kupikir takdir hanya akan membuatku ingat pada sesuatu yang pernah kutinggalkan.

Aku pergi atas dasar maumu sendiri. Semua rasa sayang, setia, atau ketulusan apapun itu namanya, sudah berubah menjadi tekat untuk meninggalkan. Aku, memang punya semua kasih sayang yang dulu kamu inginkan. Aku putus asa bukan karena aku tak sanggup setia. Kepergian bukan simbol ketidakseriusan. Lelah bukan karena aku yang ingin menyerah. Tapi semua itu karena kamu yang sudah tidak lagi menginginkanku.

Maka jangan pernah lagi mencari apa yang sudah pernah kau paksa pergi. Maka jangan pernah lagi berkata rindu untuk orang yang tak lagi kau inginkan untuk menyayangimu. Kepergianku, sepenuhnya untuk memenuhi inginmu. Untuk menjawab semua sikapmu yang sudah terlalu sering abai terhadapku. Dan untuk membuatmu bebas dari kehadiranku yang mengganggumu.

Manusia memang tak pernah tahu takdir apa yang ada di depannya. Tapi semua hal yang sudah terjadi akan menjadi pelajaran berharga untuk tidak lagi jatuh di lubang yang sama. Bagiku, apa yang pernah kutawarkan, sudah kau sia-siakan.

Semuanya selesai.

Dan jika kau tanyakan kepergianku. Maka itulah jawab yang sudah kusediakan untukmu.

---
Dari Agnella,
Spektrum di Genggang Senja.
---